Overlay merupakan tumpang susun peta dengan skala yang sama dengan tujuan untuk menghasilkan informasi baru, spatial analysis merupakan suatu teknis analisa untuk menentukan jarak terdekat, three dimention untuk menampakkan gambar tiga dimensi suatu daerah, yaitu dengan kenampangan panjang, lebar, dan tinggi. Untuk pembuatan peta arahan penggunaan lahan, metode analisis yang dipakai adalah overlay.
Contoh peta yang digunakan peta intensitas curah hujan, peta kemiringan dan peta jenis tanah.
- Open arcmap
- Add data shapefile jenis tanah, curah hujan dan kelerengan pada TOC (Layers)
- Open Atribute Table shapfile jenis tanah, buat field baru (name : skor_jt, type : short integer)
- Masukan angka skor untuk jenis tanah sesuai dengan pedoman tata ruang
- Ulangi langkah 3 dan 4 untuk shapefile curah hujan dan kelerengan (name : curah hujan > skor_ch, kelerengan > skor_kl)
- Klik Arctoolbox > Analysis Tools > Overlay > Intersect (Gambar 1)
- Input Feature : Input semua shapefile (jenis tanah, curah hujan dan kelerengan), output : pilih folder penyimpanan shapfile hasil intersect (Gambar 2)
- Setelah proses analisis selesai maka shapefile hasil intersect akan mucul di TOC (Table of Content)
- Open attribute table shapefile hasil Intersect, pada shapefile tersebut sudah terdapat kolom skor_jt, skor_ch dan skor_kl, buat field baru (name : total_skor , type short integer)
- Klik kanan pada kolom total_skor, kemudian klik field calculator, double klik skor_jt, kemudian klik (+), double klik skor_ct, klik (+), double klik skor_kl, klik Ok (Gambar 3)
- Langkah berikutnya yaitu membuat field baru, yaitu name : kes_lahan (kesesuain Lahan), type : text
- Isi field kes_lahan (Kawasan lindung/Kawasan Budidaya), sesuai dengan skoring kesesuaian lahan pedoman tata ruang (berdasarkan field total_skor)
Gambar 1 Gambar 2 Gambar 3
Data Jenis tanah, Curah Hujan dan Kelerengan hanya untuk latihan dan contoh , bukan data asli.