Selasa, 06 Maret 2012

Waterfront City

Kota tepian air atau lebih dikenal dengan istilah waterfront city merupakan suatu kota yang perkembangannya dikaitkan dengan unsur air yang terdapat dalam sturktur kota tersebut. Kota tepian air menghasilkan suatu pesona lingkungan yang sangat menarik karena meliputi air dan tanah yang memberikan citra keterbukaan, kualitas temporer dari air seperti daya apung, ombak, arus, pasang surut dan cahaya pada permukaan air, mampu memperkaya dimensi baru ruang-ruang arsitektural yang menjanjikan kemudahan gaya hidup.
Wilayah waterfront city ini dapat meliputi pantai, tepi sungai dan tepi danau. Dahulu waterfront city merupakan sebagai galangan kapal dan gudang-gudang pelabuhan yang terkesan tidak menyenangkan, tetapi dewasa ini waterfront city banyak diminati oleh masyarakat khususnya para pengembang dan pemerintah sehingga saat ini wilayah ini berkembang menjadi lokasi-lokasi yang sangat menguntungkan bagi proyek pengembangan dan penataan kota seperti kawasan hunian, kawasan komersial dan rekreasi. Terlebih lebih lagi jika kita dapat memanfaatkan potensi air yang ada mulai dari keuknikannya keistimewaannya baik dari segi fisik, mental dan emosional dari aquascape, dan ekologi. 

Maka pada pengembangan wilayah tepian air ini dituntut agar kekhasan atau ciri-ciri khusus dari ekosistem air harus dapat tertuang kedalam ruang yang ada sehingga dapat menimbulkan image tentang waterfront city itu sendiri.  Pada hakekatnya pengembangan waterfront city akan memberikan dampak bagi kehidupan manusia yaitu :

Ekonomi
Tinjau dari segi ekonomi maka bangunan yang berada di tepian air tidak akan  dipengaruhi oleh biaya pembelian tanah, karena umumnya bangunan yang dibangun di tepian air hanya memanfaatkan sebagian kecil tanah yang ada.

Sosial
Dari segi sosial umunya suasan dan pemandangan yang diberikan oleh kawasan ini mampu mengurangi tekanan psikis penduduk kota yang disebkan oleh jalan raya dan pekerjaan. Disamping itu juga memberikan kesan keterbukaan, kepekaan hubungan kemanusia bagi masyarakatnya karena pada kawasan ini tidak ada batasan yang membatasi mereka.

Estetika
Ditinjau dari segi estetika, bangunan yang didirikan di tepian air memberikan kesan terdapatnya ikatan yang kuat kedalam material yang sangat menganggumkan dan yang tidak pernah musnah. Konsrtuksi bangunan di air memiliki hubungan kinetik dengan sitenya. Bangunannya sendiri statis, sementara lahannya fluid, bergerak kosntan dan dengan kedalaman dan luas permukaan yang tidak terukur.

Pada dasarnya pengembangan kawasan waterfront city ini meliputi 2 kategori pengembangan yaitu :
  1. Pengembangan wilayah tepian air dengan tujuan menghidupkan kembali nilai-nilai budaya yang ada di waterfront agar dapat memberikan ruang yang nyaman bagi manusia/penghuninya.
  2. Pengembangan wilayah tepian air yang bertujuan memasukan air kedalam penataan lingkungan dalam bentuk penyediaan sarana kenyamanan seperti rekresasi air.  
Beberapa hal yang harus diperhatikan dalam melakukan pengembanagn terhadap wilayah tepian air menurut Torre Lazzo (1989 : 7 – 11), yaitu :
  1. Untuk mendapatkan kembali (rediscovery) asset lama yaitu dengan memanfaatkan asset lama sebagai magnet bagi kawasan itu sehingga akan mendatangkan turis-turis dan pada akhirnya diharapkan dapat membantu meningkatkan kegiatan ekonomi masyarakat setempat.
  2. Untuk memperbaiki kembali (recliming) wilayah tepian air dengan cara memfokuskan kembali asset air untuk tujuan rekreasi/wisata  sehingga  diharapkan dapat menanggulangi permasalah yang ada dikawan tersebut.
  3. Pengembangan waterfront dengan menggunakan konsep pembangunan yaitu dengan memadukan square dari waterfonrt yaitu people palce dan festival market place.
Menurut Torre (1989 : 31- 38) elemen-elemen yang dapat dipergunakan dalam pengembangan waterfront adalah sebagai berikut :
  1. Tema sangat dipengaruhi oleh faktor iklim serta sejarah dari kawasan tersebut.
  2. Image akan berpengaruh terhadap opini yang diciptakan oleh masyarakat terhadap kawasan tersebut.  Agar pengembangan/pembangunan waterfront dapat berhasil maka akan sangat diperngaruhi oleh keunikan dari tema dan image yang dihasilkan.
  3. Otentik yaitu bahwa waterfront tidak dapat hanya tergantung pada aktifitas air dan pengalaman yang menyenangkan semata tetapi juga harus didukung oleh aktivitas di daratnya.
  4. Fungsional yaitu bahwa kawasan tersebut memiliki akses regional, sirkulasi, kapasitas parkir yang memadai, serta tersedianya pedestrian ways yang baik dan nyaman.



Tidak ada komentar:

Posting Komentar